Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Semua orang pasti pernah merasakan pahitnya penderitaan dalam kehidupan. Semenjak manusia itu masih bayi hingga detik ini, penderitaan tidak pernah benar-benar lepas dari diri manusia. Walaupun begitu, penderitaan yang dirasakan seseorang sebenarnya sangat bergantung kepada cara orang itu memandang segala sesuatu disekitar dirinya sendiri. Penderitaan dapat memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar membuat hidup menjadi sulit. Penderitaan masa lalu adalah sebuah pengingat akan masa-masa sulit dimana seseorang harus tetap melangkah maju dalam rangka menjalani hidup. Manusia tidak pernah tahu kapan penderitaan itu akan tiba. Maka dari itu, manusia harus tetap sadar bahwa penderitaan itu akan selalu ada. Karena tak bisa dihindari, maka manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan segenap daya yang ia miliki. 1.2. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut. Apa itu penderitaan? Apa
Manusia setelah dilahirkan, dan kemudian mengembangkan kemampuan untuk membedakan dan mengenali benda-benda di sekitarnya, akan memiliki preferensi. Preferensi dapat merujuk untuk berbagai hal seperti preferensi untuk olahraga tertentu, warna kesukaan, atau jenis musik favorit. Menurut saya, preferensi kita dapat secara tidak langsung menunjukkan apa saja hal-hal yang kita anggap indah. Mengapa? Karena manusia pasti menyukai keindahan. Tetapi preferensi setiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan apa yang kita anggap indah, semua orang memiliki pendapatnya sendiri. Maka wajar apabila sudut pandang seseorang tentang keindahan tidak selalu sama dengan orang lain. Meisje met de parel, oleh Johannes Vermeer (1665) Lukisan karya Johannes Vermeer di atas, secara pribadi saya, adalah lukisan potret yang paling indah. Tetapi mungkin Anda lebih menyukai lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci atau lukisan potret pribadi Vincent van Gogh. Tetapi opini-opini Anda itu tidak dap