Jalanilah hari ini seakan kau akan mati esok hari.
Bagi pemuda bangsa yang juga mahasiswa, berarti telah melewati tahap-tahap pendidikan dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Akhir. Maka para mahasiswa adalah orang-orang terdidik. Tapi, apa makna dibalik kata "terdidik"? Apakah sekedar memiliki ijazah kelulusan dengan nilai yang tinggi? Memiliki otak cemerlang dan kemampuan akademis yang tinggi akan membuat seseorang menjadi seorang yang pandai. Namun pandai belum tentu terdidik.
Sebagai contoh, lihat kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh beberapa anggota dewan. Korupsi adalah tindakan tidak terpuji yang merugikan negara beserta rakyat dan tidak pantas untuk dilakukan oleh orang berpendidikan. Tetapi apakah para koruptor bukan orang yang pintar? Tentunya mereka adalah orang yang pintar, buktinya mereka dapat masuk menjadi anggota legislatif dan bisa membuat rencana licik untuk mengorupsi uang negara. Namun seluruh kepandaian tersebut sia-sia karena tidak diimbagi dengan moral.
Proses mendidik adalah proses mengubah orang menjadi lebih baik, proses mengajar adalah proses membuat orang menjadi lebih pintar. Banyak terdapat orang pintar yang tidak bermoral. Banyak pula orang yang baik tetapi kurang pintar. Keadaan yang paling ideal tentu saja saat orang memiliki kepintaran dan moral yang baik. Karena saat orang baik tidak memiliki akal yang pintar akan rentan untuk ditipu atau dimanfaatkan oleh orang-orang yang lebih pintar tapi bermoral bobrok.
Jika pemuda Indonesia meresapi makna bahwa pembelajaran harus diimbangi dengan pendidikan, moral bangsa yang dewasa ini mengalami kemerosotan dapat diperbaiki. Sifat-sifat baik harus ditanamkan sejak usia sekolah, seperti tidak menyontek, menjaga kebersihan, menjaga ucapan pada lawan bicara, menghormati orang lain, tidak bicara saat orang lain sedang bicara, dan lain sebagainya. Dengan begitu diharapkan generasi muda Indonesia tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki tenggang rasa yang tinggi.
Comments
Post a Comment