Masyarakat
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah
dan membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi tertutup, dimana
interaksi yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu yang ada di
kelompok tersebut.
Secara
etimologis kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu “musyarak” yang
artinya hubungan (interaksi). Sehingga definisi masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saling
berinteraksi dalam komunitas yang teratur.
Suatu
masyarakat terbentuk karena setiap manusia menggunakan perasaan, pikiran, dan
hasratnya untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
manusia adalah mahluk sosial yang secara kodrati saling membutuhkan satu sama
lainnya.
Masyarakat
Desa
Yang
dimaksud dengan desa, Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa
adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.
Menurut
Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial,
ekonomi, politik, dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam
hubungan, dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan
menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan
ciri ciri sebagai berikut :
- Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
- Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
- Cara berusaha secara ekonomi adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, dan kekayaan alam. Sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat
Kota
Seperti
halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti
pendapat beberapa ahli berikut ini.
- Wirth : Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
- Max Weber : Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
- Dwigth Sanderson : Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum
dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan.
Perbedaan dari masyarakat desa dan kota
dapat dilihat dari:
- Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam
- Mata Pencaharian
- Ukuran Komunitas
- Kepadatan Penduduk
- Diferensiasi Sosial
- Pelapisan Sosial
1.
Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam
Lingkungan
tempat masyarakat desa hidup, atau yang sering disebut sebagai perdesaan,
cenderung memiliki suasana alam yang masih kental. Pepohonan banyak tumbuh
diantara rumah-rumah. Ladang dan sawah luas terhampar. Di desa, masyarakatnya
masih sangat bergantung kepada alam sekitar. Karena ketergantungan itu pula
masyarakat desa sangat menghormati dan menjaga kelestarian alam. Masyarakat di
desa juga masih banyak yang mengandalkan sarana transportasi tradisional
seperti berjalan kaki, bersepda, dengan becak, dengan delman atau andong, dan
lain-lain. Kendaraan bermotor masih jarang ditemui dan hanya dimiliki oleh
orang-orang kaya seperti pemilik ladang dan sawah.
Infrastuktur yang telah dibangun di
desa masih sangat minimum atau bahkan kurang mencukupi kebutuhan masyarakatnya.
Walaupun pembangunan desa telah digagas, masih banyak rumah-rumah warga desa
yang temboknya dibangun menggunakan papan kayu atau anyaman bambu dan
berlantaikan tanah. Mayoritas masyarakat desa hidup ditengah kesederhanaan.
Dilain
sisi, masyarakat kota hidup ditengah arus modernisasi dan globalisasi.
Perkotaan penuh dengan gedung-gedung pencakar langit. Jalan-jalan hampir
semuanya tertutup aspal atau beton. Pepohonan yang ada biasanya tidak terlalu
rimbun atau jaraknya berjauhan atara satu sama lain. Masyarakat kota tidak
bergantung kepada alam karena perbedaan kebutuhan dengan masyarakat desa.
Mobilisasi kebanyakan menggunakan kendaraan bermotor milik pribadi dan
kendaraan umum seperti angkutan umum atau bus.
Infrastruktur di kota dapat dibilang jauh lebih lengkap dan modern dibandingkan yang ada di desa. Pembangunan terus dilakukan di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari pembangunan jalan, gedung-gedung pemerintah, ataupun fasilitas umum yang lain.
2. Mata Pencaharian
Sumber daya dan keadaan alam yang
masih lestari berimbas kepada mata pencaharian masyarakat desa. Mayoritas
penduduk desa bekerja sepagai petani baik di sawah atau di ladang atau di
perkebunan. Walaupun demikian, tidak semua petani desa menggarap lahan mereka
masing-masing, melainkan mereka bekerja sebagai buruh tani yang menggarap lahan
milik orang lain. Selain bertani, banyak juga masyarakat desa yang
bekerja sebagai pedagang. Barang yang dijual tentu saja mayoritas merupakan
hasil alam seperti sayuran atau buah-buahan.
Namun,
beberapa tahun belakangan terjadi kenaikan jumlah wisatawan yang datang ke desa
untuk menikmati suasana alam yang masih terjaga. Maka dengan wisatawan yang
berdatangan ke daerah pedesaan, masyarakat desapun mulai mengembangkan
objek-objek wisata alam yang dapat mengundang pengunjung sehingga dapat menjadi
sumber penghasilan bagi pengelola objek wisata tersebut.
Berbeda
dengan desa, di kota hampir semua orang yang bekerja memiliki pekerjaan sebagai
pegawai dibawah sebuah perusahaan baik itu perusahaan swasta ataupun negri.
Baik itu sebagai pegawai kantoran, sebagai pegawai negri sipil, sebagai buruh
pabrik, sebagai pengajar, sebagai penjaga toko, sebagai tukang ojek online,
ataupun yang lainnya.
3.Ukuran Komunitas
Komunitas masyarakat pedesaan
ukurannya kecil dan penduduknya berjumlah sedikit. Dengan komunitas yang relatif
kecil, masyarakat pedesaan dapat memiliki hubungan interpersonal yang lebih
baik dengan orang disekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan bagaimana
masyarakat dalam suatu area desa dapat mengenal semua anggota masyarakat dalam
daerah tersebut. Hal ini juga didukung dengan bagaimana masyarakat desa bekerja
bersama-sama dan bertemu satu sama lain hampir setiap hari.
Di
lain sisi, komunitas kota berukuran besar dan penduduk perkotaan jumlahnya
besar. Dengan rumah bertingkat dan gedung apartemen, lebih banyak orang dapat
hidup dalam sebuah bidang tanah yang lebih sempit. Walaupun masyarakat
perkotaan hidup berdesakan, orang di kota cenderung tidak mengetahui tetangga
mereka sendiri. Banyak orang yang tidak mengenal penghuni rumah di samping
rumah mereka sendiri. Ini disebabkan karena sifat penduduk kota yang cenderung
lebih individualis dan sibuk memikirkan pekerjaan mereka di kantor
masing-masing.
4. Kepadatan Penduduk
Seperti yang sudah disebutkan pada
poin sebelumnya, penduduk desa berjumlah sedikit dan biasanya memiliki rumah
yang jaraknya berjauhan. Rumah yang berjauhan disebabkan karena banyaknya lahan
yang tersedia di desa dan juga ada penduduk desa yang ingin memanfaatkan
tanahnya untuk berkebun ataupun untuk berternak hewan. Selain itu, jumlah
penduduk desa cenderung tidak bertambah ataupun bahkan berkurang dikarenakan
generasi muda dari desa tersebut banyak yang merantau ke daerah lain yang lebih
maju untuk mencari pekerjaan.
Di
kota jumlah penduduknya banyak dan terus bertambah dengan adanya perantau dari
daerah yang datang ke kota untuk mengadu nasib. Inilah yang menyebabkan
kepadatan penduduk di kota. Perantau mengharapkan mendapatkan pekerjaan di kota
sedangkan lapangan pekerjaan di kota terbatas. Dengan tingginya biaya hidup di
perkotaan, perantau yang tidak mempunyai pekerjaan dengan gaji yang mencukupi
akan menemui kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau bahkan jika
sudah sangat parah dapat berujung ke kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan data
yang di rilis dari Badan Pusan Statistika DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa
persentase penduduk miskin di Jakarta adalah sebesar 3,57% atau sekitar
sebanyak 313.720 orang (sumber: kompas).
5. Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial merupakan
pembedaan anggota masyarakat secara horizontal, artinya pembedaan ini masih
memiliki derajat atau tingkatan yang sama. Sebagai contoh, pembedaan masyarakat
yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis suku bangsa, agama, pekerjaan, dan
jenis kelamin, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu dengan
lainnya.
Menurut
Soerjono Soekanto, hal ini merupakan bentuk dari variasi pekerjaan, prestise,
dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat. Artinya, diferensiasi itu bisa
menunjukkan keragaman yang dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja di Indonesia,
ada banyak keragaman yang sangat banyak dan bisa menjadi potensi dalam
pembangunan baik dari suku, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan lain
sebagainya (Sumber: blog Ruang Guru).
Di
desa perbedaan horizontal tidak terlalu terlihat karena masyarakatnya bersifat
lokal dan berasal dari suatu daerah yang sama, sehingga suku, budaya, adat, dan
bahasa yang digunakan adalah sama. Pekerjaan pun biasanya sama secara
mayoritas. Yang dapat membedakan secara jelas adalah kepercayaan dan agama.
Sedangkat
di kota, diferensiasi ini dapat terlihat dengan lebih jelas. Orang-orang yang
hidup di kota saat ini umumnya berasal dari daerah lain di luar kota sehingga
masyarakat kota sangat bervariasi. Mulai dari ras, suku, adat, budaya, dan
agamanya sangat beragam.
6.
Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial merupakan suatu
pembeda tinggi atau rendahnya kedudukan dan posisi dari seseorang di dalam
kelompoknya, jika dibandingkan dengan posisi yang dimiliki orang lain di dalam
kelompok tersebut maupun jika dibandignkan dengan kelompok lainnya. Tinggi atau
rendahnya posisi sosial tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam perbedaan
atau tolak ukur, seperti kekayaan yang dimiliki di bidang ekonomi, tingkat
pendidikan, nilai-nilai sosial, hingga perbedaan berdasar kekuasaan dan
wewenang sosialnya (sumber: materiips.com).
Di
desa perbedaan salam lapisan sosial tidak terlalu banyak terlihat. Tingkat
pendidikan, pendapatan, dan kedudukan sosial cenderung setara. Biasanya hanya
ada beberapa orang yang berperan sebagai "juragan" dan juga ada orang
yang berkedudukan sebagai kepala desa. Selain kedua itu, masyarakat desa
cenderung bersifat bersatu tanpa banyak perbedaan antara satu sama lain.
Keadaan
di kota sangat berbeda dengan di desa. Di kota, kesenjangan dalam pelapisan
dapat sangat terlihat. Ada yang dapat bersekolah hingga ke perguruan tinggi,
ada pula yang hanya tamat SD. Ada yang bekerja dengan gaji minimun, ada pula
yang sudah memiliki jabatan tinggi dengan bonus besar tiap bulannya. Perbedaan
antar lapisan sosial di kota dapat dilihat dengan sangat jelas dan ini adalah
yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial di perkotaan.
Comments
Post a Comment