Skip to main content

Gawai Dalam Sosialisasi


MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
Gawai Dalam Sosialisasi



Kelompok 2 – 1IA07:
·        Adli Tiara Utsalis  (50418221)
·        Kalingga Aprisha Pangestu  (57418802)
·        Luthfi Zahiya  (53418865)
·        Marselinus Aditya  (54418001)
·        Selly Novriani  (56418586)


Kata Pengantar

            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga para penulis dapat menyusun sebuah makalah di bidang Ilmu Sosial Dasar yang berjudul “Gawai Dalam Sosialisasi”. Makalah ini di susun sebagai tugas Mahasiswa di Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar. Dimana di dalam makalah ini terdapat materi – materi yang dikumpulkan baik dari pemikiran penulis sendiri maupun dari berbagai sumber lainnya.

            Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh anggota keluarga yang telah membesarkan kami, rekan-rekan kelompok, dan juga Ibu Meti Nurhayati selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Apabila terdapat berbagai kesalahan, kami memohon maaf sebesar-besarnya karena sesungguhnya tiada manusia yang sempurna.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dan tak peduli secanggih apapun teknologi yang dapat diciptakan manusia, manusia pasti membutuhkan manusia yang lain.

Depok, 11 November 2018




Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………….....………………….1
Daftar Isi…………………………………………………....……...……..………....…………………….1
Pendahuluan…………………………………………………………………….....……………………..2
Pembahasan………………………………...…………………………………….....……………………3
Penutup…………………………………………………….....………………………....…………………..6



Pendahuluan

            Informatika (Inggris: Informatics) merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Disiplin ilmu ini mencakup beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya: sistem informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik komputer dan aplikasi informasi dalam sistem informasi manajemen. Secara umum informatika mempelajari struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi. Aspek dari informatika lebih luas dari sekedar sistem informasi berbasis komputer saja, tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum diproses dengan komputer. 

Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan perkembangan aplikasi tersendiri. Informatika dapat mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif dan sosial, termasuk tentang pengaruh serta akibat sosial dari teknologi informasi pada umumnya. Penggunaan informasi dalam beberapa macam bidang, seperti bioinformatika, informatika medis, dan informasi yang mendukung ilmu perpustakaan, merupakan beberapa contoh yang lain dari bidang informatika. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, informatika meliputi beberapa aspek: teori informasi yang mempelajari konsep matematis dari suatu informasi ilmu informasi yang mempelajari tentang cara pengumpulan, klasifikasi, manipulasi penyimpanan, pengaksesan, dan penyebarluasan informasi untuk keperluan sosial dan kemasyarakatan secara menyeluruh ilmu komputer dan teknik komputer yang mempelajari tentang pemrosesan, pengarsipan, dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan alat lain yang berbasis komputer. 

Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah–masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.

Tujuan Ilmu Sosial Dasar
  1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
  2. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
  3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
  4. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dandapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Gawai, atau yang biasa disebut sebagai gadget, adalah suatu alat atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang telah diciptakan sebelumnya. Dewasa ini, semua orang —tak terkecuali generasi muda Indonesia— seakan tak bisa terlepas dari pemakaian gawai. Dan salah satu gawai yang paling popular saat ini adalah telepon pintar, atau smartphone. Telepon pintar adalah sebuah pengembangan luar biasa dari telepon kawat pertama yang diciptakan oleh seorang penemu Italia bernama Antonio Meucci pada tahun 1849.


Pembahasan

            Hubungan ilmu dengan teknik dapat menjadi sebuah cabang ilmu yang baru yang bisa kita sebut ilmu teknik. Ilmu teknik adalah penerapan ilmu danteknologi untuk menyelesaikan permasalahan yang bermanfaat bagi manusia untuk kepentingan kehidupannya. Ilmu teknik ini kalau kita telaah lagi dapat memiliki cabang-cabang yang lainnya lagi, misalnya saja ilmu teknik mesin, ilmu teknik informatika, ilmu teknik informasi dan mungkin masih banyak cabang-cabang ilmu teknik yang berkeliaran diluar sana.

Hubungan ilmu dengan sosial juga akan melahirkan cabang ilmu yang disebut ilmu sosial. Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Manusia adalah makhluk sosial, jadi tentu saja sangat penting untuk mempelajari bagaimana interaksi manusia di lingkungan sosial.

Ilmu teknik, khususnya teknik informatika, berhubungan erat dengan pengembangan dan inovasi dalam bidang teknologi, tak terkecuali teknologi gawai. Gawai atau gadget (trans: alat, perkakas) sebenarnya tidak terbatas pada elektronik seperti telepon pintar atau laptop saja, tetapi juga termasuk alat-alat yang lebih tradisional seperti palu dan cangkul. Tetapi, kali ini penyusun akan berfokus kepada dampak dari penggunaan telepon pintar (atau sejenisnya) kepada sosialisasi dan pergaulan.

Telepon, pada dasarnya, diciptakan untuk mempermudah komunikasi jarak jauh. Sebelum ada telepon, dua pihak yang berjauhan dapat berkomunikasi melalui surat ataupun melalui telegram. Awalnya telepon tersambung ke kabel dan hanya dapat digunakan untuk penggilan suara. Lalu telepon menjadi nirkabel (wireless). Lalu layar dan keypad ditambahkan ke telepon dan telpon dapat digunakan untuk mengirim pesan berupa SMS (Short Message System). Lalu telepon menjadi telepon genggam yang lebih kecil dan praktis, dapat dibawa kemanapun. Lalu kamera digital ditambahkan ke telepon. Lalu telepon dapat disambungkan ke jaringan internet. Lalu telepon dapat digunakan untuk hal-hal yang jauh lebih kompleks daripada sekedar menelepon atau mengirim pesan. Telepon pintar masa kini dapat berfungsi sebagai GPS, kamera, kompas, alarm, kalender, pemutar musik dan video, dan bahkan untuk bermain games. 

Perkembangan ini menyebabkan manusia modern menjadi bergantung kepada telepon pintar. Ironisnya, fungsi telepon berbalik dari yang awalnya untuk mendekatkan mereka yang jauh, menjadi menjauhkan mereka yang dekat disekitar kita. Anak-anak sekarang, bahkan yang masih berumur 2 tahunan, pun sudah ketagihan untuk menggunakan telepon pintar. Orang-orang sibuk sendiri didalam lingkarannya di dunia maya walaupun sebenarnya orang itu sedang berada ditengah lingkarannya di dunia nyata.

Saat ini, penggunaan gadget mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat penggunaan gadget atau smartphone yang tinggi, rata-rata tiga jam per hari.  Porsi penggunaan terbesar adalah untuk media sosial.

Menurut pakar perilaku konsumen lulusan Western Sydney University Australia, Godo Tjahjono PhD., masyarakat Indonesia adalah masyarakat komunal yang senang berkumpul, saling mengunjungi dan berkomunikasi satu sama lain. Di era digital , hal tersebut terwujud juga dalam dunia maya, masyarakat menggunakan media sosial sebagai semacam etalase untuk menyampaikan status sosial dan pencitraan diri. 

Menggunakan gadget untuk menyampaikan pesan atau kepedulian menjadi semacam hal yang juga menyangkut citra diri, pada saat orang tersebut tergabung dalam grup di media sosial atau chatting room. Namun sesungguhnya, pesan lewat media sosial atau gadget tidak akan pernah mampu membangun sisi emosional yang sama dengan pertemuan langsung.

Secara psikologis, orang memiliki kebutuhan emosional yang bisa dipenuhi lewat paparan langsung (exposure) dan pengalaman. Semakin tinggi dan dekat derajat exposure dan pengalaman, maka semakin besar kebutuhan emosional yang dipenuhi. Ditegaskannya bahwa kedekatan atau engagement melalui media sosial atau chatting yang dilakukan dengan gadget bagaimanapun juga tidak bisa menggantikan pertemuan langsung dalam membangun atau membina keeratan hubungan dengan keluarga, teman atau relasi dekat.

Perkembangan gadget yang semakin pesat memang harus diwaspadai, terutama dengan munculnya istilah gadgetmania atau julukan bagi pecandu gadget. Seperti yang kita ketahui, kita sedang berada dalam era globalisasi, tentunya tidak sulit untuk menemukan para gadget mania yang sudah merajalela ke semua kalangan.

Menurut salah satu pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dimitri Mahayana: sekitar 5-10 persen gadget mania atau pecandu gadget terbiasa menyentuh gadgetnya sebanyak 100-200 kali dalam sehari. Jika waktu efektif manusia beraktivitas 16 jam atau 960 menit sehari, dengan demikian orang yang kecanduan gadget akan menyentuh perangkatnya itu 4,8 menit sekali.

Di Indonesia, demam perangkat ini sudah berlangsung sejak 2008, tepat ketika Facebook naik daun dan penetrasi telefon seluler di negeri ini melewati angka 50 persen. Indonesia kini bahkan telah menjadi salah satu negara dengan pengguna Facebook dan Twitter terbesar di dunia, yang penggunanya masing-masing mencapai 51 juta dan 19,5 juta orang.Ini adalah kenikmatan penduduk dunia abad ke-21. Jarak dan waktu bagaikan terbunuh oleh kemajuan teknologi informasi semacam ini.

Seorang pecandu gadget akan sulit untuk menjalani kehidupan nyata, misalnya mengobrol. Perhatian seorang pecandu gadget hanya akan tertuju kepada dunia maya. Dan bahkan jika dia dipisahkan dengan gadget, maka akan muncul perasaan gelisah.

Bahkan diperkirakan 80 persen pengguna gadget di Indonesia memiliki perilaku seperti itu. Mereka tidak tahan jika harus berlama-lama berpisah dengan gadget-nya. Hanya sepuluh persen saja pengguna gadget di Indonesia yang mampu membatasi penggunaan gadget di saat-saat tertentu. Sebagian dari kita berdalih bahwa kebutuhan mereka akan gadget berhubungan dengan keperluan pekerjaan. Argumen ini mungkin benar, karena perangkat ini memang mengandung teknologi yang memudahkan hidup manusia. Akan tetapi, kita juga harus mengakui bahwa penggunaan gadget untuk kepentingan eksistensi dan pencitraan diri porsinya bisa jauh lebih besar ketimbang untuk kepentingan pekerjaan.

Dengan adanya gadget, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial manusia, yaitu manusia menjadi semakin jarang melakukan interaksi sosial langsung antarpribadi. Manusia menjadi cenderung menutup diri dan memiliki ego yang tinggi. Sehingga manusia ketika berinteraksi sosial akan cenderung emosional.



Penutup

Dari uraian diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa dengan diberikannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar maka Mahasiswa dapat menelaah masalah-masalah sosial yang kerap terjadi di masyarakat. Jadi Mahasiswa juga dapat memperoleh gagasan dalam pembuatan karya yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat. Suatu contoh pada saat ini tengah marak penggunaan sosial media seperti facebook, twitter, foursquare, Instagram, dll. 

Semua itu adalah gagasan yang didapat dari pemikiran tentang permasalahan sosial, sosial media tersebut diciptakan untuk membuat masyarakat menjadi mudah dalam berkomunikasi dan saling terhubung walaupun saling berjauhan. Selain itu Ilmu Sosial Dasar juga bermanfaat dalam memberikan pembelajaran untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang kerap terjadi pada Mahasiswa Teknik Informatika dalam urusan sosialitas.

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati para pembaca, dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
 



Referensi:

Comments

Popular posts from this blog

Manusia dan Penderitaan

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Semua orang pasti pernah merasakan pahitnya penderitaan dalam kehidupan. Semenjak manusia itu masih bayi hingga detik ini, penderitaan tidak pernah benar-benar lepas dari diri manusia. Walaupun begitu, penderitaan yang dirasakan seseorang sebenarnya sangat bergantung kepada cara orang itu memandang segala sesuatu disekitar dirinya sendiri. Penderitaan dapat memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar membuat hidup menjadi sulit. Penderitaan masa lalu adalah sebuah pengingat akan masa-masa sulit dimana seseorang harus tetap melangkah maju dalam rangka menjalani hidup. Manusia tidak pernah tahu kapan penderitaan itu akan tiba. Maka dari itu, manusia harus tetap sadar bahwa penderitaan itu akan selalu ada. Karena tak bisa dihindari, maka manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan segenap daya yang ia miliki. 1.2. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut. Apa itu penderitaan? Apa

Informatika

Informatika ( Informatics ) merukapan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Disiplin ilmu ini mencakup beberapa macam bidang termasuk: Sistem informasi,  Ilmu komputer, Ilmu informasi, Teknik komputer, dan Aplikasi informasi dalam sistem informasi manajemen.   Secara umum, informatika mempelajari struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkan dalam bentuk informasi. Aspek dari Informatika lebih luas dari sekedar sistem informasi berbasis komputer saja, tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum diproses dengan komputer. Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan perkembangan aplikasi tersendiri. Penggunaan informasi dalam beberapa macam bidang, seperti bioinformatika, informatika medis, dan informasi yang mendukung ilmu perpustakaan, merupakan beberapa contoh yang lain dari

Biografi Carl Sagan

Carl Edward Sagan (lahir di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, 9 November 1934 dan meninggal di Seattle, Washington, Amerika Serikat, 20 Desember 1996) adalah seorang astronom dan dikenal sebagai orang yang gigih memopulerkan sains. Ia memelopori disiplin ilmu eksobiologi dan penggagas upaya pencarian makhluk hidup cerdas dari luar angkasa (Search for ExtraTerrestrial Intelligence / SETI). Ia dikenal di seluruh dunia karena buku-buku best-seller dengan tema sains populer yang ia tulis. Sagan sebagaimana astronom pada umumnya, memang tidak menghasilkan penemuan di bidang rekayasa yang membuat alat yang memudahkan kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, nama Carl Sagan seolah menjadi standar bagi kegiatan pencarian eksistensi kehidupan di alam semesta melalui kemampuannya dalam melakukan popularisasi sains dan membawanya ke ruang publik secara menyenangkan. Ayahnya bekerja sebagai pegawai garmen, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Masa kecil Sagan tidaklah t