Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2018

Gawai Dalam Sosialisasi

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR Gawai Dalam Sosialisasi Kelompok 2 – 1IA07: ·         Adli Tiara Utsalis    (50418221) ·         Kalingga Aprisha Pangestu   (57418802) ·         Luthfi Zahiya   (53418865) ·         Marselinus Aditya   (54418001) ·         Selly Novriani   (56418586) Kata Pengantar             Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga para penulis dapat menyusun sebuah makalah di bidang Ilmu Sosial Dasar yang berjudul “Gawai Dalam Sosialisasi”. Makalah ini di susun sebagai tugas Mahasiswa di Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar. Dimana di dalam makalah ini terdapat materi – materi yang dikumpulkan baik dari pemikiran penulis sendiri maupun dari berbagai sumber lainnya.             Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh anggota keluarga yang telah membesarkan kami, rekan-rekan kelompok, dan juga Ibu Meti Nurhayati selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Apabila terdapat

PGMI: Idealisme

 "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda" -Tan Malaka Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikam, kultur budaya, dan kebiasaan . Idealisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan diaplikasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide, ataupun cara berpikir. Herman Horne (1874 - 1946) mengatakan idealisme merupakan pandangan yang menyimpulkan bahwa alam merupakan ekspresi dari pikiran, dan bahwa substansi dari dunia ini adalah dari alam pikiran, serta berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat materi dapat dijelaskan melalui jiwa. Di masyarakat sudah beredar luas doktrin bahwa sikap "idealis" adalah sesuatu yang buruk dan harus dijauhi. Sedangkan pada kenyataannya, sikap seorang idealis adalah mengandalkan pemhaman pada visi yang jelas. Ia juga bersikap seperti itu, karena memiliki keyakinan yang kokoh atas persoalan yang

Potensi Generasi Muda Indonesia

" Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. " - Ir. Soekarno Kalimat di atas sudah sangat sering diperdengarkan dan juga didengar. Tapi yang paling penting, apakah ada yang betul-betul mendengarkan perkataan presiden pertama Indonesia tersebut? Atau apakah kata-kata tersebut hanya " masuk kuping kanan keluar kuping kiri "?  Dalam kutipan itu, Bapak Soekarno mengibaratkan bahwa sedikit pemuda saja bisa melakukan hal besar yang tidak dapat dilakukan oleh orang tua walaupun dengan jumlah yang lebih banyak. Apakah pemuda Indonesia sudah membuktikan bahwa hal itu benar? Pemuda modern Indonesia sekarang memiliki pandangan yang sangat beragam terhadap semua permasalahan sehari-hari, ditambah lagi dengan efek globalisasi yang berperan besar dalam pembentukan pola pikir pemuda. Saat pemuda menyerap banyak informasi yang datang dari dunia luar, alangkah baiknya bila kita dapat memil